Friday, March 28, 2014

PANDANGAN HADIS DAN AL-QURAN

بسم الله الرحمن الرحيم
hadis sahih yang diriwayatkan oleh BUKHARI DAN MUSLIM mengisahkan bahawa ada seorang lelaki bertanyakan RASUSLULLAH SAW....
"wahai Rasulullah...siapakah orang yang berhak aku hormati?"....
baginda menjawab..."ibumu.'
lelaki itu bertanya kembali..."kemudian?"
baginda menjawab lagi..."ibumu."
lelaki itu bertanya sekali lagi.."kemudian?"
jawab Rasulullah SAW..."ibumu."
lelaki itu terus bertanya..."kemudian siapa lagi?"
baginda menjawab.."bapamu."

SUBHANALLAH...tingginya darjat seorang ibu dari pandangan Rasulullah SAW...Kemuliaan yang ada pada seorang ibu menjadi keutamaan bagi baginda sehinggakan baginda meletakkan seorang ibu perlu dihormati selepas ALLAH dan RASULULLAH....

"syurga itu di bawah telapak kaki ibu"....ungkapan tu sering kita dengar..kalau dulu fikir macam mana syurga dok bawah telapak kaki?????pelikkan....tapi sebenarnya ungkapan yang menggambarkan mulianya seorang ibu di sisi agama....kasih sayang ibu membawa ke syurga....

sesuatu yang tak dapat kita nafikan...ibu yang mengandungkan kita,melahirkan kita,menatang kita bagai minyak yang penuh,beri didikan yang secukupya,,,beri perlindungan yang terbaik....masa kita sakit, siapa yang tak tidur risaukan kita...masa kita sedih,siapa yang tak selera makan fikirkan kita...

"""tapi kenapa ramai yang keluar dari perut ibu kemudiannya tidak memahami kasih sayang dan taggungjawab terhadap ibu..."""...Na'uzubillah...

kalau kita kembali menghayati kisah-kisah tauladan yang pernah diceritakan bagaimana balasan orang yang bersikap buruk terhadap ibunya...

bagaimana ALLAH turunkan balsan kepada Alqomah yang mementingkan isterinya berbanding ibunya sendiri walaupun beliau asalnya seorang pemuda yang rajin beribadah...lalu ALLAH jadikan Alqomah sukar untuk mengucapkan dua kalimah syahadah apabila ajalnya bertamu sehinggalah diampunkan oleh ibunya sendiri....

sebenarnya banyak lagi kisah -kisah tauladan yang boleh kita ambil iktibar....ingatkah anda pada "SI TANGGANG" anak derhaka yang disumpah ibunya menjadi batu gara-gara melupakan ibunya sendiri....

itu la sebenarnya dahsyatnya kata-kata seorang ibu....lebih tajam lagi dari sebilah pisau yang baru diasah...
Firman ALLAH...
"Janganlah kamu menyembah selain daripada ALLAH dan berbiat baiklah kepada kedua ibu bapamu." (surah Al-Baqarah:83)

ALLAH juga berfirman dalam surah An-Nahl ayat 78:
"ALLAH mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan dia memberikan kepadamu pendengaran,penglihatan dan hati supaya kamu bersyukur."


ibu...adalah ratu hati kita.semoga ALLAH melimpahkan rahmat, memberi kesihatan dan tubuh badan yang sihat kepada ibu kita untuk terus beribadah kepada ALLAH dan juga untuk menjalankan tugas sebagai seorang ibu dan isteri ...INSYA-ALLAH..... 

katakan ya pada mereka yang sayang ibu mereka....~
ibu,
doanya adalah penawar
juga racun yang berbisa
ibarat tajamnya mata pisau
yang mampu melakar
masa depan yang gemilang
buat anak tercinta
jiga dapat menghancurkan
masa depan si anak derhaka



ISLAM DAN SEMUA MEMULIAKAN IBU

بسم الله الرحمن الرحيم


Sejarah tidak pernah mengenal agama atau aturan apa pun yang memuliakan dan mengangkat derajat serta kedudukan perempuan sebagai seorang ibu sedemikian tinggi, selain Islam. Perintah Allah untuk berbuat baik kepada ibu datang segera setelah perintah-Nya untuk bertauhid dan menyembah-Nya. Islam mejadikan berbakti kepada ibu sebagai salah satu pangkal pokok kebaikan dan menjadikan hak ibu lebih besar ketimbang bapak. Hak ibu lebih besar daripada bapak karena ibu menanggung beban berat saat mengandung, melahirkan, menyusui dan mendidik anak. Hal ini ditegaskan al-Qur`an dan diulanginya pada lebih dari satu surat agar para anak memerhatikan dan mencamkannya di jiwa dan hati mereka.

Berbuat baik pada ibu meliputi antara lain memperlakukannya dengan baik, menghormati, merendahkan diri, menaati selain dalam maksiat, dan meminta ridhanya dalam segala urusan. Bahkan dalam berjihad, jika jihadnya fardu kifayah, haruslah atas seizin ibu. Berbakti pada ibu juga merupakan jihad.

Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. dan berkata:

“Ya Rasulullah, aku ingin berperang. Aku datang untuk meminta nasihatmu.” Beliau bertanya: “Kamu masih punya ibu?” Ia menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Berbaktilah kepadanya. Sesungguhnya surga berada di kedua kakinya” (HR al-Nasâ`î).

Beberapa ajaran pra-Islam mengabaikan posisi dan kemuliaan ibu. Lalu Islam datang dengan seperangkat ajaran yang memuliakan serta menjunjung tinggi martabat dan kedudukan ibu. Bukan hanya ibu; bibi—baik bibi dari pihak ayah maupun dari pihak ibu—pun dimuliakan Islam begitu rupa. Seorang laki-laki mendatangi Nabi Saw. dan berkata:

“Aku telah melakukan dosa besar. Adakah kesempatan bagiku bertobat?” Nabi Saw. bersabda: “Apakah kamu masih punya ibu?” Ia menjawab: “Tidak.” Nabi bertanya lagi: “Apakah kamu masih punya khâlah (bibi dari pihak ibu)?” Ia menjawab: “Ya.” Nabi bersabda: “Maka berbuat baiklah kepadanya” (HR. Tirmidzî).

Dalam hal ini, di antara ajaran Islam paling mengagumkan adalah bahwa Islam tetap menyuruh berbuat baik kepada ibu walaupun ia seorang musyrik. Asmâ` bint Abi Bakr bertanya kepada Nabi Saw. tentang bagaimana ia berhubungan dengan ibunya yang musyrik. Nabi Saw. berkata padanya:

“Ya, tetaplah berhubungan dengan ibumu” (HR Muslim).

Di antara perhatian serta penghargaan Islam terhadap ibu dan hak-haknya adalah bahwa ia menjadikan ibu lebih berhak atas pengasuhan anak-anaknya daripada ayah. Seorang perempuan berkata kepada Rasulullah Saw.:

“Ya Rasulullah, sesungguhnya anakku ini, dulu di perutku ia hidup, dari payudaraku ia menetek, dan di punggungku ia kugendong. Kemudian bapaknya menceraikanku dan bermaksud merebutnya dariku.” Nabi Saw. berkata padanya: “Kamu lebih berhak atas anakmu itu selama kamu belum menikah”
(HR Abû Dâwud). 

‘Umar dan istri yang diceraikannya mengadu kepada Abû Bakar tentang anak mereka, ‘Âshim. Abû Bakar pun memutuskan bahwa ‘Âshim jatuh ke tangan ibunya. Kepada ‘Umar, Abû Bakar berkata: “Aroma mantan isterimu, penciumannya, dan kata-katanya lebih baik untuk anakmu daripada kamu.” Kekerabatan ibu lebih dekat dan lebih utama dari bapak dalam hal kepengasuhan anak.


Islam tidak mengkhususkan tanggal tertentu untuk merayakan hari ibu, sebab Islam memuliakan ibu sepanjang hayatnya, bahkan setelah kematiannya. Adalah kewajiban para anak untuk memuliakan, berbuat baik, dan menjaga ibu mereka setiap saat, setiap waktu. Ibulah yang mengandung, melahirkan, mengasuh, mendidik, berjuang, berkorban, dan menanggung banyak beban demi kebahagiaan anak-anaknya. Ibu selalu menjaga nikmat yang dianugerahkan Allah, yakni nikmat umûmah (keibuan), membimbing dan meluruskan anak-anaknya agar mereka tumbuh menjadi generasi yang unggul berbekal iman, kasih-sayang, kebaikan, kemurahan hati, dan kesetiaan yang total terhadap kebenaran. Seorang ibu begitu berharga dan mulia, selamanya. Tidak ada pilihan selain memuliakan dan berbuat baik kepadanya, setiap saat—baik selagi ia masih hidup maupun setelah meninggal.







KATA-KATA MENGGAMBARKAN IBU

بسم الله الرحمن الرحيم
Ibu: Perasaan yang lembut, batin yang halus, jiwa yang peka, air mata bahagia, keindahan, ketegaran, dan ketangguhan.

Ibu: Padanan kehidupan, tempat mengadu, tiang pancang tegaknya banyak urusan, penentu damainya rumah, dan kunci kesuksesan.

Ibu: Kebeningan hati, kesucian batin, kesetiaan, ketulusan, kasih-sayang, kebaikan, kesungguhan, pengorbanan, dan ketulusan.

Ibu: Makhluk paling tegar, jiwanya paling berharga, perasaannya paling halus, kakinya paling tangguh, pribadinya paling mandiri, tekadnya paling teguh, tangannya paling pemurah, dan dadanya paling lapang.

Ibu: Teman terbaik di kala susah, sahabat terdekat di saat senang.

Ibu: Sumber kasih-sayang, perhatian, dan kebaikan tanpa batas; penunjuk jalan iman dan ketenangan jiwa, sumber ketenangan dan rasa aman, cahaya kehidupan, dan cinta tak berbatas.

Kata-kata sepanjang apa pun dan lembaran-lembaran sebanyak apa pun, tidak akan cukup untuk menghitung keutamaan ibu serta semua haknya untuk mendapatkan penghormatan, pemuliaan, perlakuan baik dan pengabdian. Namun mungkin kita bisa menyimpulkan sosok ibu dalam kata-kata singkat ini:

“Ketulusan dan pengorbanan dalam keseluruhan bentuk dan maknanya.” Al-Qur`an memberikan perhatian khusus terhadap ibu dan menyuruh manusia untuk memerhatikannya. Perhatian khusus itu diberikan terutama karena ibu telah menanggung banyak beban demi kelangsungan dan kebahagiaan hidup anak-anaknya. Allah telah memerintahkan berbakti kepada ibu, melarang mendurhakainya, dan mengaitkan ridha-Nya dengan ridha ibu. Nabi Saw. pun mewanti-wantikan tentang hak ibu. Dibanding ayah, ibu lebih berhak untuk mendapatkan budi baik dari anak-anaknya. Dalam hal ini, keutamaan ibu atas ayah dikarenakan dua hal:  

Pertama, ibu menanggung beban mengandung anak, melahirkan, menyusui, mengurus, mengasuh, dan mendidiknya. QS Luqmân/31: 14 menegaskan hal ini.

Kedua, fithrah kasih sayang, kelembutan, cinta, dan perhatian ibu lebih besar dari ayah.

Di antara bukti betapa besarnya kasih sayang ibu adalah bahwa betapa pun durhakanya seorang anak kepada ibunya, ibu akan melupakan kedurhakaan anaknya itu ketika sang anak tertimpa musibah atau mendapat kesulitan hidup. Tidak ada seorang pun yang mampu menghitung atau menakar hak orang tua atas anak-anaknya. Di antara dua orang tua, ibulah yang lebih berhak atas segala pengabdian, budi baik, pemuliaan dan penghormatan anak.

Islam sangat menjunjung tinggi dan mensucikan hubungan atau ikatan dengan ibu. Untuk menjaga kesucian ini, Islam mengharamkan menikah dengan ibu:

Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu (QS al-Nisâ`/4: 23).

Dengan tegas Islam menyatakan bahwa ikatan suami-istri tidak akan pernah berubah menjadi ikatan anak-ibu. Sangat jauh perbedaan antara keduanya:

Dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu (QS al-Ahzâb/33: 4).

Ada baiknya di sini ditampilkan kata-kata para tokoh dan sebagai seorang anak tentang sosok ibu :

“Keibuan adalah anugerah terbesar yang Tuhan peruntukkan bagi kaum perempuan” (Marry Hopkins).

“Tidak ada di dunia ini bantal yang lebih lembut dari pangkuan ibu” (Shakespear).

“Aku tidak akan menamaimu wanita. Aku akan menamaimu segalanya” (Mahmûd Darwîsy).

“Ibu adalah segalanya dalam hidup ini. Dia adalah pelipur lara dalam kesedihan, pembawa harapan dalam keputusasaan, dan kekuatan dalam kelemahan” (Kahlil Gibran).

“Tanpa ibu, umat tidak akan ada. Karena ibulah umat ada” (Khalil Mathran).

“Jika dunia ada di tangan yang satu dan ibu di tangan satunya lagi, pastilah aku pilih tangan di mana ibu berada” (Jean Jaques Rouseou).

“Ibulah yang menggoyang ayunan dengan tangan kanannya dan mengoyang (mengguncang) dunia dengan tangan kirinya” (Napoleon Bonaparte).

“Di dunia, hanya satu yang lebih baik dari istri; ibu” (Syafir).

“Tidak ada dalam hidup ini seorang perempuan yang menghibahkan seluruh hidup, kasih sayang dan cintanya tanpa meminta imbalan, selain ibu. Maka berilah ia, ya Tuhan, umur yang lebih panjang dari umur manusia” (Schuber).

“Satu-satunya tempat di mana aku dapat menyandarkan kepala padanya dan tidur di dalamnya dengan tenang dan nyaman, adalah pangkuan ibu” (Voltaire).

“Ketika aku menunduk mencium tanganmu, mencucurkan airmata di dadamu, dan menangkap tanda rela dari sorot matamu; hanya ketika itu aku merasakan kesempurnaan diri sebagai seorang laki-laki” (Islam Syamsuddîn).

“Tak ada sesuatu pun di dunia yang lebih manis dari hati ibu” (Martin Luther).

“Anda boleh melupakan segala hal tentangku, kecuali apa yang telah diajarkan ibu kepadaku” (Nixon).

“Ibu selalu mencintai dan hanya mengetahui cinta” (Cyrus).

“Seandainya seluruh semesta menjadi kecil, maka ibu akan tetap besar” (Victor Hugo).

“Segala yang dikerahkan oleh para bapak tidak akan sebanding dengan satu kasih sayang saja dari kasih sayang ibu yang tanpa batas” (Voltaire).

“Lantunan terlembut dan senandung terindah hanya dapat diberikan oleh hati ibu” (Bethoven).

“Saat paling bahagia bagi seorang wanita; saat dimana ia merasakan kesejatian dan keabadian dirinya sebagai wanita serta sebagai ibu, adalah saat ia melahirkan” (‘Abbâs Mahmûd al-‘Aqqâd).



Thursday, March 27, 2014

50 CARA BERBAKTI KEPADA IBU

بسم الله الرحمن الرحيم
1. Pilihlah hadiah yang cocok untuk setiap moment yang tepat, seperti di hari raya, pada saat pernikahan putra-putrinya, ketika pulang dari safar, ketika sembuh dari penyakit, dll.
2. Membuatkan rekening khusus di Bank atas nama ibu, kemudian anak-anak dapat bekerjasama untuk mentransfer uang ke rekening tersebut setiap bulan agar segala kebutuhan ibu dapat terpenuhi.
3. Memahami kondisi kehidupan ibu, kemudian memperlakukan ibu dengan perlakuan yang sesuai dengan kondisi saat itu.
4. Berhati-hati dalam memilih kalimat-kalimat yang akan dikatakan di hadapan ibu.
5. Berusahalah sekuat tenaga agar ibu menjadi orang terakhir yang anda berpamitan kepadanya jika akan bepergian. Jadikanlah ia orang terakhir yang anda lihat sebelum berangkat. Berpamitanlah kepadanya dengan langsung berhadapan muka.

6. Pastikan bahwa ia adalah orang pertama yang anda datangi jika pulang dari bepergian. Ucapkan salam kepadanya, duduklah bersamanya, dan hiburlah ia. Sebelumnya, beritahukan rencana kepulangan dan kedatangan anda, sehingga ia tidak kaget. Dan jangan menunda-nunda untuk menemuinya, atau anda beranggapan bahwa waktunya belum tepat untuk mengunjunginya.
7. Selama dalam perjalanan, berusahalah untuk selalu berkomunikasi dengannya setiap hari, sekalipun hanya sesaat dalam waktu singkat.
8. Berusaha keraslah untuk menjumpainya setiap hari jika anda satu kota dengannya, Janganlah kesibukan dunia menjauhkan anda darinya, dan dari beramah tamah dengannya.
9. Jika ibu tidak satu kota dengan anda, maka hendaklah anda selalu berkomunikasi dengannya setiap hari.
10. Hendaknya anda mendekatkan diri dan berkasih sayang dengan siapa pun yang ia cintai.
11. Kecuplah keningnya atau tangannya atau kakinya ketika berjumpa dengannya.
12. Ajarilah anak-anak anda tentang tingginya kedudukan ibu anda (yakni nenek mereka). Ajarkanlah itu dengan perkataan dan perbuatan anda.
13. Berusaha keras untuk memenuhi tuntutannya, dan berusaha keras untuk memenuhi keinginan-keinginan tepat pada waktunya.
14. Janganlah anda berjanji kepadanya kemudian tidak menepatinya.
15. Sandarkanlah segala kesuksesan dalam hidup anda kepada Allah, kemudian katakanlah bahwa hal itu berkat didikan dari ibu anda.
16. Janganlah anda membantahnya, sekalipun anda benar. Akan tetapi gunakanlah cara yang ringan untuk mengemukakan pendapat anda, itupun jika dalam hal itu terkandung suatu manfaat.
17. Jangan menyepelekan pendapatnya di hadapan orang lain atau di hadapan saudara-saudara anda.
18. Janganlah ketidaktahuannya terhadap sebagian urusan kehidupan menyebabkan anda kurang menghargainya atau meremehkannya.
19. Janganlah anda tertawa terbahak-bahak di hadapannya, atau mengeraskan suara di sisinya, atau memandang dengan pandangan yang tajam di hadapannya, atau dengan pandangan kebencian, atau dengan bermuka masam di depannya.
20. Pastikan bahwa ibu menjadi orang pertama yang mendengar setiap berita gembira dalam hidup anda.
21. Jaga dan peliharalah kesehatannya.
22. Buatlah jadwal bulanan untuk medical check up lengkap, untuk memastikan kesehatannya yang membuatnya tenang.
23. Penuhilah kebutuhan-kebutuhannya sesuai dengan tingkat usianya.
24. Ketika ia sakit dan ia merasa kesakitan, maka rasakan pula kesakitannya oleh anda. Jika ia kembali sehat, maka tampakkan kegembiraan anda. Lakukanlah ruqyah terus-menerus oleh anda.
25. Tenangkanlah ia ketika sakit. Katakan bahwa ia akan sehat seperti sedia kala, Insya Allah. Dan jangan beritahukan tentang dampak buruk apa pun dari penyakitnya.
26. Datangkanlah dokter-dokter spesialis ke tempat tinggalnya.
27. Tolonglah ibu  dalam bersilaturrahim kepada kaum kerabatnya. Bawalah ia untuk mengunjungi sahabat-sahabatnya serta sanak saudaranya yang dekat di hatinya.
28. Sediakan kotak khusus untuk ibu, yang selalu diisi dengan berbagai macam biscuit, makanan yang manis-manis, mainan-mainan, dan hadiah-hadiah kecil. Tujuannya agar ibu dapat memberikannya kepada cucu-cucunya ketika mereka mengunjunginya.
29. Ketika ibu mengadakan safar atau bepergian jauh, maka usahakanlah untuk selalu menghubunginya.
30. Janganlah anda mengungkapkan kesedihan yang memilukan kepadanya. Jangan pula mengeluhkan rasa sakit kepadanya, karena akan membuat ia sedih.
31. Janganlah anda membicarakan kesulitan rumah tangga dihadapannya, karena urusan itu akan membuatnya sedih.
32. Janganlah anda sering memuji isteri anda sendiri di hadapannya.
33. Demikian pula, janganlah anda ceritakan setiap hubungan anda dengan ibu anda kepada isteri anda. Pereratlah hubungan diantara isteri dan ibu.
34. Jauhilah dari menghakimi permasalahan rumah tangga yang timbul antara ibu dan ayah.
35. Jangan mengkritik pakaiannya, penampilannya, pilihannya, suasana hatinya, atau gaya bicaranya, atau cara menangani sesuatu. Carilah jalan untuk mengingatkannya dengan cara yang tidak melukai sehingga hatinya sakit.
36. Jalinlah hubungan anda bersama saudara-saudara anda dengan kuat, meskipun diantara anda dan saudara anda terdapat masalah, namun jangan anda menampakkannya di hadapan ibu.
37. Bagaimanapun keadaan rumah tangga kedua orangtua anda, maka janganlah anda mendukung ayah anda untuk menikah lagi. Jika anda terpaksa melakukannya untuk mendukung ayah anda menikah lagi,  maka jangan sampai ibu anda mengetahuinya.
38. Ajarilah ibu perkara-perkara agama dengan bijaksana dan nasehat yang baik.
39. Janganlah anda menghalanginya untuk menghadiri majelis-majelis ilmu.
40. Bersemangatlah beramal ketika ibu sedang menunaikan ketaatan atau beribadah, seperti ketika sedang pergi haji.
41. Ajukanlah permohonan maafmu untuk saudara-saudaramu yang melakukan kesalahan.
42. Janganlah anda membesar-besarkan kesalahan orang lain di hadapan ibu.
43. Janganlah anda membuatnya terkejut dengan kabar berita yang menyedihkan atau bencana yang tiba-tiba, tanpa membuat ibu anda siap untuk mendengarnya.
44. Wanita, tanpa memandang usia, dia akan merindukan kata-kata yang emosional dan romantis. Maka jangan halangi mereka dari mendengar kata-kata puitis yang segar dari suara anda yang manis.
45. Jangan anda katakan bahwa ia telah tua, dan jangan anda katakan bahwa ia kini tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya, akan tetapi berilah semangat kepadanya.
46. Janganlah anda mencegah ibu dari menggunakan apa pun yang disukai wanita.
47. Jika ayah memiliki isteri-isteri yang lain selain ibu, maka janganlah anda memuji mereka di hadapan ibu, dan janganlah anda cenderung membela mereka dan mengorbankan ibu.
48. Janganlah anda banyak memuji hasil didikan orang lain di depan ibu anda. jangan pula berangan-angan ingin menjadi seperti mereka, atau ingin mencapai derajat seperti mereka.
49. Ketika ibu berbicara, pasanglah pendengaran anda, juga penglihatan dan hati anda.

50. Datangilah ibu anda selalu dengan senyum.